PODIUM 4, YOGA: MASIH BISA DITINGKATKAN
Yoga Syahbani Indra Wijaya (biasa dipanggil Yoga), merupakan mahasiswa S1 Program Studi Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret angkatan 2020 yang masuk menjadi anggota chasis and body dari Bengawan Team UNS.
Bengawan Team UNS atau biasa disebut SEM, merupakan badan semi otonom yang berada dibawah naungan keluarga mahasiswa teknik mesin yang sudah berdiri sejak 2011. Tujuan berdirinya Bengawan Team adalah sebagai wadah dari mahasiswa untuk meningkatkan skill mereka serta tempat untuk menyalurkan bakat mereka dibidang tersebut. Sementara tujuan dari Bengawan Team sendiri adalah membangun serta merancang sebuah kendaraan yang memiliki efisiensi bahan bakar setinggi mungkin. Yoga mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan di Bengawan Team secara garis besar adalah proses desain dan manufaktur, seperti melakukan pembuatan desain, melakukan simulasi, dan produksi dari kendaraan mobil tersebut. Seluruh proses dilakukan secara mandiri mulai dari bahan mentah hingga terbentuknya mobil dengan efisiensi tinggi. Persiapan untuk lomba yang dilakukan oleh Bengawan team dapat dikategorikan menjadi dua jika dari titik startnya. Apabila dari nol, maka bengawan team harus melakukan riset dan desain dari awal hingga akhirnya melewati proses produksi dan juga pengujian sehingga dapat dikembangkan lebih jauh lagi. Namun jika mobil sudah jadi sebelum lomba, maka yang dilakukan adalah pengembangan dari aspek-aspek yang berada pada dalam mobil tersebut. Sebagai contoh, modifikasi area mesin, aerodinamika, serta kestabilan mobil. Hal ini sebagai upaya untuk mendapatkan efisiensi sebesar mungkin pada mobil mereka. Pada Bengawan Team, Yoga yang merupakan bagian dari chasis and body secara garis besar bertanggung jawab membuat mobil dapat meluncur dengan hambatan sekecil mungkin. Yoga juga bertanggung jawab atas hambatan yang terjadi pada mobil seperti gesekan rem, gesekan traksi ban dengan jalan, dan gesekan body dengan udara.
Bengawan Team mengikuti lomba terakhir di event KMHE 2022 yang berlokasi di sirkuit Gelora Bung Tomo. Seminggu sebelum Lomba dimulai, Yoga dan yang lain sudah mempersiapkan diri dengan datang ke Surabaya dengan tujuan untuk merakit serta menguji mobil buatan mereka. Menurut Yoga, hari paling sibuk saat mengikuti lomba adalah saat h-1 dan h-2 dari lomba. Bahkan, mereka merasa porsi tidur mereka sangat sedikit sehingga mata mereka menghitam mirip “mata panda“. Kegiatan mereka dalam sehari secara garis besar yaitu pagi menyiapkan mobil siang race dan sore kembali ke hotel. Pada malam hari, Bengawan Team melakukan evaluasi atas kendala yang dialami saat race, serta menentukan strategi agar mendapat poin maksimal nantinya. Saat lomba mereka akan menyiapkan mobil secepat mungkin, mengatur waktu race (sebaiknya secepatnya), dan jika ada kendala dikerjakan dan diperbaiki secepatnya. Alur lomba yang diikuti oleh Bengawan Team adalah pendaftaran, seleksi administrasi, seleksi laporan dan video virtual technical inspection. Pada seleksi laporan, dijelaskan mobil yang dibuat memiliki spesifikasi apa saja secara detail. Sementara untuk video virtual technical inspection merupakan penjelasan melalui video berdasarkan apa yang telah ditulis dari laporan. Setelah melewati 4 tahap tersebut, masuk ke tahap lomba on-track pada sirkuit. Selama persiapan pembuatan laporan, divisi teknis membuat laporan berisi data-data yang diperlukan untuk seleksi laporan, lalu akan dirapikan, di-edit, dan ditata kembali. Untuk video virtual technical inspection, divisi teknis akan menjelaskan spesifikasi seperti yang tertulis pada laporan. Sementara, divisi non-teknis bertugas untuk merekam serta meng-edit. Kunci dari mengikuti lomba adalah menjadikan divisi teknis dan non-teknis satu agar dapat mengikuti lomba dengan lancar.
Sebagai driver, Yoga harus bisa memahami seluk beluk dari kendaraan yang dia kemudikan. Mulai dari batas torsi mobil, kecepatan optimal mobil, sudut elevasi trek, serta posisi gas paling tepat. Sebagai driver, Yoga mengalami suka dan duka tersendiri dalam mengikuti lomba. Yoga sangat senang bisa mencoba mobil buatannya bersama teman-teman, serta merasakan sendiri plus-minus dari mobil buatan mereka. Namun, akan terasa sedih jika usaha yang sudah dilakukan semaksimal mungkin mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Yoga mengatakan bahwa saat kendaraan siap 100%, maka keberhasilan team ditentukan oleh driver sebesar 60%. Hal ini membuat tanggung jawab menjadi driver begitu besar sehingga membuat tekanan sendiri pada mental. Meskipun mendapat juara 4 dan meningkat dari tahun ke tahun, menurut Yoga masih kurang maksimal dan bisa ditingkatkan lebih jauh lagi untuk kedepannya.